Senin, 05 Oktober 2015

Mitos Atlantis

Atlantis, Atalantis,[1] atau Atlantika[1] (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, “pulau Atlas”) adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Critias.[2]
Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules”, dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra “hanya dalam waktu satu hari satu malam”.
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.
Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan terkadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti “New Atlantis” karya Francis Bacon. Atlantis juga mempengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).
Catatan Plato
Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui; namun, ahli yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain, berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato — setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias — akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.
Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa),[3] catatan tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
.Timaeus
Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban seperti itu.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah:
Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.[4]
Critias
Critias menyebut kisah yang diduga sejarah yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili “komunitas sempurna” dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis yang dideskripsikan dalam Republic. Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis, dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut Plutarch, Solon bertemu dengan “Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite, yang paling dipelajari dari semua pendeta” (Kehidupan Solon). Karena jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.
Menurut Critias, dewa Helenik membagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memiliki; Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan,[1] tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyebrang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer, kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan “terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di tengah sekitar dua ribu stadia (400 km).
Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama “Atlantis” juga berasal dari namanya, yang berari “Pulau Atlas”.
Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).
Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang.
Catatan kuno lainnya
Selain Timaeus dan Critias, tidak terdapat catatan kuno mengenai Atlantis, yang berarti setiap catatan mengenai Atlantis lainnya berdasarkan dari catatan Plato.
Banyak filsuf kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi, termasuk (menurut Strabo) Aristoteles. Namun, terdapat filsuf, ahli geografi dan sejarawan yang percaya akan keberadaan Atlantis.[5] Filsuf Crantor, murid dari murid Plato, Xenocrates, mencoba menemukan bukti keberadaan Atlantis. Karyanya, komentar mengenai Timaeus, hilang, tetapi sejarawan kuno lainnya, Proclus, melaporkan bahwa Crantor berkelana ke Mesir dan menemukan kolom dengan sejarah Atlantis tertulis dalam huruf heroglif.[6] Plato tidak pernah menyebut kolom tersebut. Menurut filsuf Yunani, Solon melihat kisah Atlantis dalam sumber yang berbeda yang dapat “diambil untuk diberikan”.[7]
Bagian lain dari komentar abad ke-5 Proclus mengenai Timaeus memberi deskripsi geografi Atlantis. Menurut mereka, terdapat tujuh pulau di laut tersebut pada saat itu, suci untuk Persephone, dan juga tiga lainnya dengan besar yang sangat besar, salah satunya suci untuk Pluto, lainnya untuk Ammon, dan terakhir di antaranya untuk Poseidon, dengan luas ribuan stadia. Penduduknya—mereka menambah—memelihara ingatan dari nenek moyang mereka mengenai pulau besar Atlantis yang pernah ada dan telah berkuasa terhadap semua pulau di laut Atlantik dan suci untuk Poseidon. Kini, hal tersebut telah ditulis Marcellus dalam Aethiopica”.[8] Marcellus masih belum diidentifikasi.
Sejarawan dan filsuf kuno lainnya yang mempercayai keberadaan Atlantis adalah Strabo dan Posidonius.[9]
Catatan Plato mengenai Atlantis juga telah menginspirasi beberapa imitasi parodik: hanya beberapa dekade setelah Timaeus dan Critias, sejarawan Theopompus dari Chios menulis mengenai wilayah yang disebut Meropis. Deskripsi wilayah ini ada pada Buku 8 Philippica, yang berisi dialog antara Raja Midas dan Silenus, teman dari Dionysus. Silenus mendeskripsikan Bangsa Meropid, ras manusia yang tumbuh dua kali dari ukuran tubuh biasa, dan menghuni dua kota di pulau Meropis (Cos?): Eusebes (Εὐσεβής, “kota Pious”) dan Machimos (Μάχιμος, “kota-Pertempuran”). Ia juga melaporkan bahwa angkatan bersenjata sebanyak sepuluh juta tentara menyebrangi samudra untuk menaklukan Hyperborea, tetapi meninggalkan proposal ini ketika mereka menyadari bahwa bangsa Hyperborea adalah bangsa terberuntung di dunia. Heinz-Günther Nesselrath menyatakan bahwa cerita Silenus merupakan jiplakan dari kisah Atlantis, untuk alasan membongkar ide Plato untuk mengejek.[10]
Zoticus, seorang filsuf Neoplatonis pada abad ke-3, menulis puisi berdasarkan catatan Plato mengenai Atlantis.[11]
Sejarawan abad ke-4, Ammianus Marcellinus, berdasarkan karya Timagenes (sejarawan abad ke-1 SM) yang hilang, menulis bahwa Druid dari Galia mengatakan bahwa sebagian penduduk Galia bermigrasi dari kepulauan yang jauh. Catatan Ammianus dianggap oleh sebagian orang sebagai klaim bahwa ketika Atlantis tenggelam, penduduknya mengungsi ke Eropa Barat; tetapi Ammianus mengatakan bahwa “Drasidae (Druid) menyebut kembali bahwa sebagian dari penduduk merupakan penduduk asli, tetapi lainnya juga bermigrasi dari kepulauan dan wilayah melewati Rhine” (Res Gestae 15.9), tanda bahwa imigran datang ke Galia dari utara dan timur, tidak dari Samudra Atlantik.[12]
Risalah Ibrani mengenai perhitungan astronomi pada tahun 1378/79, yang merupakan parafrase karya Islam awal yang tidak diketahui, menyinggung mitologi Atlantis dalam diskusi mengenai penentuan titik nol kalkulasi garis bujur.[13]
Catatan modern
Novel Francis Bacon tahun 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru), mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat Amerika. Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan.
Novel Isaac Newton tahun 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended (Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi dengan Atlantis. [14]
Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson dan Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa Atlantis berhubungan dengan peradaban Maya dan Aztek.
Pada tahun 1882, Ignatius L. Donnelly mempublikasikan Atlantis: the Antediluvian World. Karyanya menarik minat banyak orang terhadap Atlantis. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.
Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan cerita-cerita “benua hilang” lainnya, seperti Mu dan Lemuria. Helena Blavatsky, “Nenek Pergerakan Era Baru”, menulis dalam The Secret Doctrine (Doktrin Rahasia), bahwa bangsa Atlantis adalah pahlawan budaya (kontras pada Plato yang mendeskripsikan mereka sebagai masalah militer), dan “Akar Ras” ke-4, yang diteruskan oleh “Ras Arya”. Rudolf Steiner menulis evolusi budaya Mu atau Atlantis. Edgar Cayce, pertama kali menyebut Atlantis tahun 1923,[15] dan nantinya menjelaskan bahwa lokasi Atlantis berada di Karibia, dan menyatakan bahwa Atlantis adalah peradaban berevolusi tinggi kuno, kini telah tenggelam, yang memiliki kapal dan pesawat tempur menggunakan energi dalam bentuk kristal energi misterius. Ia juga memprediksi bahwa sebagian dari Atlantis akan naik ke permukaan tahun 1968 atau 1969. Jalan Bimini, yang ditemukan oleh Dr.J Manson Valentine, merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat seperti jalan di sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun 1968 dan diklaim sebagai bukti peradaban yang hilang dan kini masih diteliti.
Telah diklaim bahwa sebelum era Eratosthenes tahun 250 SM, penulis Yunani menyatakan bahwa lokasi Pilar-pilar Herkules berada di Selat Sisilia, namun tidak terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut Herodotus (circa 430 SM), ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah firaun Necho, berlayar ke selatan Laut Merah dan Samudera Hindia dan bagian utara di Atlantik, memasuki kembali Laut Tengah melalui Pilar Hercules. Deskripsinya di Afrika barat laut menjelaskan bahwa ia melokasikan Pilar Hercules dengan tepat di tempat pilar Hercules berada saat ini. Kepercayaan bahwa pilar Hercules yang telah diletakan di Selat Sisilia menurut Eratosthenes, telah dikutip dalam beberapa teori Atlantis.
Ide Nasionalis
Konsep Atlantis menarik berhatian teoris Nazi. Pada tahun 1938, Heinrich Himmler mengorganisir pencarian di Tibet untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut Julius Evola (Revolt Against the Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia super (Übermensch) Hyperborea—Nordik yang berasal dari Kutub Utara (lihat Thule). Alfred Rosenberg (The Myth of the Twentieth Century, 1930) juga berbicara mengenai kepala ras “Nordik-Atlantis” atau “Arya-Nordik”.
Hipotesa terkini
Dengan teori continental drift secara luas diterima selama tahun 1960-an, kebanyakan teori “Benua Hilang” Atlantis mulai menyusut popularitasnya. Beberapa teoris terkini mengusulkan bahwa elemen cerita Plato berasal dari mitologi awal.
Hipotesa lokasi
Citra satelit Santorini dari udara. Tempat ini merupakan salah satu dari banyak tempat yang diduga sebagai lokasi Atlantis.
Sejak Donnelly, terdapat lusinan – bahkan ratusan – usulan lokasi Atlantis. Beberapa hipotesis merupakan hipotesis arkeologi atau ilmiah, sementara lainnya berdasarkan fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan), tetapi tidak ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang sesungguhnya.
Kebanyakan lokasi yang diusulkan berada atau di sekitar Laut Tengah. Pulau seperti Sardinia, Kreta dan Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta; kota seperti Troya, Tartessos, dan Tantalus (di provinsi Manisa), Turki; dan Israel-Sinai atau Kanaan. Letusan Thera besar pada abad ke-17 atau ke-16 SM menyebabkan tsunami besar yang diduga para ahli menghancurkan peradaban Minoa di sekitar pulau Kreta yang semakin meningkatkan kepercayaan bahwa bencana ini mungkin merupakan bencana yang menghancurkan Atlantis.[16] Terdapat wilayah di Laut Hitam yang diusulkan sebagai lokasi Atlantis: Bosporus dan Ancomah (tempat legendaris di dekat Trabzon). Sekitar Laut Azov diusulkan sebagai lokasi lainnya tahun 2003.[17] A. G. Galanopoulos menyatakan bahwa skala waktu telah berubah akibat kesalahan penerjemahan, kemungkinan kesalahan penerjemahan bahasa Mesir ke Yunani; kesalahan yang sama akan mengurangi besar Kerajaan Atlantis Plato menjadi sebesar pulau Kreta, yang meninggalkan kota dengan ukuran kawah Thera. 900 tahun sebelum Solon merupakan abad ke-15 SM.[18]
Beberapa hipotesis menyatakan Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam di Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland, 1672–1702), atau di Laut Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau Irlandia sebagai lokasi.[19] Kepulauan Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, sebelah barat selat Gibraltar tetapi dekat dengan Laut Tengah. Berbagai kepulauan di Atlantik juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, terutama Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang telah tenggelam di selat Gibraltar juga telah diusulkan.[20]
Antarktika, Indonesia, dibawah Segitiga Bermuda,[21] dan Laut Karibia telah diusulkan sebagai lokasi Atlantis. Wilayah di Samudra Pasifik dan Hindia juga telah diusulkan, termasuk Indonesia, Malaysia atau keduanya (Sundaland), dan kisah benua “Kumari Kandam” yang hilang di India telah menarik pararel terhadap Atlantis. Begitu pula dengan monumen Yonaguni di Jepang. Bahkan Kuba dan Bahama juga telah diusulkan. Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis: The Antediluvian World, terdapat hubungan antara Atlantis dan Aztlan (tempat tinggal nenek moyang suku Aztek). Ia mengklaim bahwa suku Aztek menunjuk ke timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.
Lokasi yang diduga sebagai lokasi Atlantis adalah:
Al-Andalus
Kreta dan Santorini
Turki
Di dekat Siprus
Timur Tengah
Malta
Sardinia
Troya
Antarktika
Australia
Kepulauan Azores
Tepi Bahama dan Karibia
Bolivia
Laut Hitam
Inggris
Irlandia
Kepulauan Canary dan Tanjung Verde
Denmark
Finlandia
Indonesia
Isla de la Juventud dekat Kuba
Meksiko
Laut Utara
Estremadura, Portugal
Swedia
Atlantis dalam seni, sastra dan budaya
Legenda Atlantis muncul dalam banyak buku, film, serial televisi, permainan video, lagu dan karya lainnya. Contoh Atlantis dalam film adalah serial televisi Stargate Atlantis dan film animasi Disney Atlantis: The Lost Empire. Permainan video pertama Tomb Raider menampilkan Atlantis sebagai basis cerita dan lokasi untuk akhir cerita.

Jumat, 02 Oktober 2015

hukum merawat jenazah dengan ongkos dan sholat tidak menghadap kiblat dengan tepat

I.       PENDAHULUAN
Islam, agama yang dibawa Nabi Muhammad ini adalah agama yang paling sempurna. Terbukti Islam memberi petunjuk kepada umatnya dalam berbagai kegiatan dan tindakan baik berupa ucapan ataupun perbuatan dalam ibadah, muamalah, pidana, dan perdata. Semua itu ada hukumnya. Walaupun sebagian yang lain belum ada penjelasannya. Namun syri'at Islam sudah menentukan dalil-dalil dan isyarat-isaratnya dalam al-qur'an dan as-sunnah.
Tapi seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Problematika kehidupan manusia pun semakin komplek. Sehingga ada beberapa kejadian yang mungkin secara tekstual belum tersebut dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Disinilah peran ulama' dan tokoh agama menemukan penyelesaian problematika itu dengan menggunakan pendekatan keagamaan yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ijtihad.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai pelajar muslim untuk mempelajari ajaran Islam agar dinamis ditengah derasnya arus globalisasi ini. Oleh karena itu pada makalah ini akan dijelaskan mengenai hukum merewat jenazah dengan menggunakan ongkos (Biro Jasa) dan sholat dengan tidak menghadap kiblat secara tidak tepat. Bagaimanakah hukumnya menerut syari'at Islam?

II.    RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimanakah hukumnya mengurus jenazah dengan menggunakan ongkos (Biro Jasa)?
B. Banyaknya gempa yang terjadi akhir-akhir ini apakah dapat mengubah arah kiblat?
C. Bagaimanakah hukumnya sholat dengan tudak menghadap kiblat secara tepat?



III. PEMBAHASAN
A. Hukum Merawat Jenazah dengan Menggunakan Ongkos (Biro Jasa)





Artinya:
Maka hawa nafsu Qobil menjadikanya menganggap mudah menbunuh saudaranya. Sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepada (Qobil) bagaimana dia menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qobil: aduhai celaka aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (QS: al-Maidah: 30-31).

           Dari ayat tersebut Allah menerangkan bahwa manusia kadang-kadang belajar dari pengalaman mahluk lain. Karena manusia dalam mengerjakan segala sesuatu berdasarkan usaha dan pengalamannya. Sedangkan pembunuhan ini ini adalah pembunuhan  pertama yang terjadi diantara Bani Adam, maka Qobil tidak tahu, bagaimana cara menyembunyikan mayat saudaranya yang telah terbunuh itu.
Setelah pembunuhan itu Allah mengutus burung gagak ditempat kejadian., lalu burung itu menggali-gali tanah. Maka Qobil yang tadinya bingung bagaimana menyembunyikan mayat saudaranya. Kemudian kebingungan itu hilang dan Qobil mengerti bagaimana menguburkan mayat saudaranya itu.[1]
Maka dari itu umat muslim mempunyai kewajiban yanng berkenaan dengan saudaranya yang meninggal. Adapun kewajiban itu adalah: 1. Memandikan Mayat 2. Mengkafani Mayat 3. Mensholati Mayat 4. Mengubur Mayat
           Tetapi seiring derasnya arus globalisasi juga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat muslim. Terutama di kota-kota besar di Indonesia. Mengurus jenazah yang dulunya menjadi fardlu kifayah kini bergeser diwakilkan kepada orang lain (Biro Jasa). Melihat realita tersebut bagaimanakah hukumnya menurut syari'at Islam. Apakah sah jika fardlu kifayah diwakilkan kepada orang lain dengan menggantinya dengan ongkos.
Sehubungan dengan problematika kehidupan masyarakat muslim tersebut, maka dalam terjemah Fathul Mu'in jilid 2 disebutkan:







Artinya:
“adapun untuk ibadah-ibadah yang diwajibkan niat adzan dan iqomah, maka sah menyewa  tenaga atau memburuhkan untuk melakukannya, dan upah disini sebagai imbalan kemanfaatan imbalan semacam efisiensi waktu; Demikian pula merawat jenazah, atau mengajar seluruh atau sebagian Al-qur'an. Walaupun hai ini telah menjadi kewajiban Sang guru. Karena berdasar pada  Hadits Sahih: Sesungguhnya sesuatu yang paling berhak kau ambil upahnya adalah Kitabullah”.[2]

            Jadi merawat jenazah boleh di wakilkan melalui Biro jasa karena merawat jenasah merupakan ibadah yang boleh diwakilkan dan pada prinsipnya setiap ibadah yang diwakilkan itu di perbolehkan pula mengambil upahnya. Asalkan di izinkan oleh pihak keluarga dan tidak memberatkan pihak Shohibul musibah.
            Dari penjelasan yang ada dalam Fathul Mu'in di atas. Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa merawat jenazah dengan di wakilkan oleh pihak lain dengan menggunakan ongkos (biro jasa) hukumnya sah, dan kewajiban fardu kifayahnya telah gugur. Begitu juga orang yang merwatnya itu boleh menerima upah dari hal tersebut sebagai wujud terima kasih dan balas jasa.
            B. Banyaknya Gempa Tidak Mengubah Arah Kiblat
        Banyaknya gempa yang terjadi akhir-akhir ini tidak merubah arah kiblat. Adanya isu yang mengabarkan bahwa gempa mengakibatkan arah kilat bergeser tidak perlu di khawatirkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Pakar astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Prof Dr Thomas Djamaluddin, membantah pemberitaan bahwa pergeseran lempengan bumi akibat gempa Cile telah menggeser arah kiblat.
        Diakuinya banyak masjid yang arah kiblatnya kurang tepat, namun bukan karena adanya perubahan arah kiblat, tetapi karena penentuan awal sebelum pembangunannya yang tidak akurat.
        Jadi, arah kiblat yang ditetapkan oleh para ulama dan tokoh agama selama ini sudah sesuai dengan kondisi ilmu falaq dan peralatan yang ada."Sekarang ini kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan serta canggihnya peralatan, telah memberikan kemudahan bagi manusia untuk menentukan posisi yang tepat mengarah ke arah Ka’bah," ujar Bahrul Hayat.Hal ini bisa di maklumi karena salah satu syarat sahnya shalat adalah menghadap arah kiblat. Arah kiblat memang bisa di sebabkan karena adanya bencana alam, misal gempa bumi. Meski demikian, pengamat astronomi menilai, masyarakat diharap jangan buru-buru merubah arah kiblat.[3] Namun umat Islam jangan buru-buru dulu dalam mengubah arah kiblat apalagi sampai membongkar masjid.
        Dari penjelasan tersebut maka sudah jelas bahwa arah kiblat tidak berubah dengan adanya gempa.

C. Hukum Sholat dengan Tidak Menghadap Kiblat Secara Tepat
Selama melaksanakan sholat harus menghadap kiblat, karena menghadap kiblat merupakan salah satu sarat sah sholat. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat al-Baqorah ayat 144:



Artinya:
Hadapkanlah mukamu kearah masjidil haram dimanapun kamu berada  maka hadapkanlah mukamu ke arahnya.[4]

Tidaklah ada perbedaan paham antara kaum muslimin bahwa menghadap,kiblat itu wajib untuk sarat sahnya sholat. Hanya, perbedaan paham tentang apakah wajib dihadapi itu apakah benar-benar menghadap ke ka'bah ('ain ka'bah) ataukah cukup menghadap ke jihad (arah) ka'bah? Dalam hal ini pendapat mereka ad dua macam:
Madzhab Syafi'i dan orang-orang yang sepaham mereka berpendapat: untuk orang yang melihat ka'bah ia benar wajib menghadap ka'bah itu ('ain ka'bah) tetapi orang yang jauh dari ka'bah wajib atasnya menyengaja menghadap 'ain ka'bah, walaupun pada hakikatnya ia hanya menghadap jihad ka'bah. Sedangkan Madzhab Hanafi dan orang-orang yang sepaham dengan mereka, mengemukakan bahwa orang yang mengemukakan bahwa orang yang melihat ka'bah dan memungkinkan menghadap 'ain ka'bah wajib menghadap ka'bah itu sungguh-sungguh, tetapi bagi orang yang jauh cukuplah menghadap ke jihad ka'bah itu saja.[5]
Mengenai hal ini MUI mengeluarkan fatwa tentang arah kiblat.
Fatwa MUI No. 03 Tahun 2010 tentang Kiblat disebutkan, pertama, tentang ketentuan hukum. Dalam kententuan hukum tersebut disebutkan bahwa: (1) Kiblat bagi orang shalat dan dapat melihat ka’bah adalah menghadap ke bangunan Ka’bah (ainul ka’bah). (2) Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka’bah adalah arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah). (3). Letak georafis Indonesia yang berada di bagian timur Ka’bah/Mekkah, maka kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap kea rah barat.[6]
Berdasarkan pada beberapa pendapat diatas dan penjelasan serta pengesahan fatwa MUI tidak perlu dikhawatirkan lagi mengenai arah kiblat,. Apakah dengan adanya gempa akhir-akhir ini? Dan sah ataukah tidak sholat bjika tidak mengghadap kiblat secara tepat. Kare3na menghadap, “ainul ka'bah bagi orang yang berjauhan dengan ka'bah tidak menjadi sarat tapi cukup menghadap ke arahnya saja. Jadi isu yang mengabarkan bahwa dengan terjadinyagempa yang melanda negeri ini tidak perlu dipermasalahkan. Jika yang dipermasalahkan hanya arah kiblat saja. 

IV. KESIMPULAN
Darii penjelasan diatas maka dapat saya simpulkan sebagai berikut. Merawat jenazah itu merupakan ibadah yang biisa diwakilkan (dengan sarat apabila itu diizinkan oleh keluarganya), maka merawat jenazah dengan cara diwakilkan melalui (biro jasa) dibolehkan karena merupakan ibadah yang boleh diwakilkan dan orang yang merwatnya  boleh ngambil upah karena sebagai wujud penghargaan atas profesionalitasnya.
Yadi, pendapat menurut ahli astronomi dari lembaga antariksa dan penerbangan nasional (LAPAN) dan dari cendekiawan muslim  azyumari azra maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya arah kiblat akan berubah akibat gempa bumi.
Tidak perlu ada kekhawatiran lagi mengenai arah kiblat ”a'inul kiblat” bagi orang yang berjauhan dari kota makkah bukanlah menjadi syarat tetapi cukup arahnya saja sudah memadai. Karena Allah swt tidak memberatkan hambanya dari hal-hal serupa.

V.    PENUTUP
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritk dan saran yang membangun dari para pembaca. Dan sebelum penulis menutup makalah ini penulis ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada yang brkurang dari penyusunan makalah ini.
Akhirnya, segala puji bagi Allah swt yang telah mencurahkan rahmat-Nya dan menerangkan pikiran-pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serata salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada nabi Muhammd SAW sebagai rasa terimakasih penulis atas segala petunjuk-Nya. Sebagai penutup penulis sungguh sangat berharap semoga makalah ini ndapat bermanfaat bagi para pembaca.

hukum meramal kiamat (2012) dan hukum menggambar nabi muhammad

HUKUM MERAMAL KIAMAT (2012) DAN HUKUM MENGGAMBAR NABI MUHAMMAD

I.            PENDAHULUAN
Kiamat merupakan hal ghaib yang tidak dapat diketahui oleh seorangpun (manusia/makhluk yang lainnya) karena hanyalah Allah yang maha mengetahui hal-hal yang ghaib dan kapan terjadinya kiamat itu, diakitkan dengan zaman sekarang mengenai ramalan kiamat (2012) yang berasal dari bangsa Maya Kuno Paganis yang berasal dari Meksiko yang seolah-olah mengetahui akan datangnya kiamat pada tanggal 21 Desember 2012, bahkan telah di film kan yang mana film tersebut menceritakan mengenai terjadinya kiamat 2012.
Seiring dengan perkembangan zaman di internet juga diberitakan mengenai adanya perlombaan-perlombaan dalam membuat karikatur (menggambar) Nabi Muhammad. Oleh karena itu, pemakalah akan menguraikan makalah ini sedikit mengenai bagaimanakah hukum meramal kiamat 2012 dan bagaimanakah hukum menggambar Nabi Muhammad.

II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimanakah hukum meramal kiamat 2012 ?
B.     Bagaimanakah hukum menggambar Nabi Muhammad ?

III.            PEMBAHASAN
A.    Hukum Meramal Kiamat 2012
Pengertian kiamat itu sendiri adalah peristiwa dimana alam semesta beserta isinya hancur luluh yang membunuh semua makhluk didalamnya tanpa terkecuali.
Macam-macam hari kiamat terbagi menjadi 2 macam, antara lain :
1.      Kiamat sughra
Yaitu kiamat kecil yang terjadi dalam kehidupan manusia yaitu kematian. Setelah mati, roh seseorang akan berada di dalam alam barzah atau alam kubur yang merupakan alam antara dunia dan akhirat.
2.      Kiamat kubra
Yaitu kiamat besar yang mengakhiri kehidupan dunia ini. Kiamat kubra ini akan terjadi satu kali dan itu belum pernah terjadi dengan kejadian yang benar-benar luar biasa di luar bayangan manusia dengan tanda-tanda yang jelas pada saat itu segala amal perbuatan tidak diterima. [1]
Hukum meramal kiamat (2012) adalah haram, karena termasuk kesyirikan. Apabila seseorang mengaku mengetahui ilmu ghaib atau meramalkan kapan waktu terjadinya kiamat (2012) dan merupakan kesyirikan pula bagi seseorang mempercayai ada selain Allah yang mengetahui ilmu ghaib, karena memang pengetahuan tentang ilmu ghaib merupakan kekhususan bagi Allah, sebagaimana ditegaskan di dalam ayat-ayat al-Qur’an diantaranya yaitu terdapat pada surat An-Naml  juz 20 ayat 65
@è% žw ÞOn=÷ètƒ `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur |=øtóø9$# žwÎ) ª!$# 4 $tBur tbrâßêô±o tb$­ƒr& šcqèWyèö7ムÇÏÎÈ  
Artinya   : Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. An-Naml : 65

Di dalam surat An’am Juz ke-17 ayat 59
¼çnyYÏãur ßxÏ?$xÿtB É=øtóø9$# Ÿw !$ygßJn=÷ètƒ žwÎ) uqèd 4 ÞOn=÷ètƒur $tB Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur 4 $tBur äÝà)ó¡n@ `ÏB >ps%uur žwÎ) $ygßJn=÷ètƒ Ÿwur 7p¬6ym Îû ÏM»yJè=àß ÇÚöF{$# Ÿwur 5=ôÛu Ÿwur C§Î/$tƒ žwÎ) Îû 5=»tGÏ. &ûüÎ7B ÇÎÒÈ  
Artinya   :  Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)" (QS. Al-An’am : 59)
Di dalam surat Al A’raf Juz ke-8 ayat 187
y7tRqè=t«ó¡o Ç`tã Ïptã$¡¡9$# tb$­ƒr& $yg8yóßD ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygãKù=Ïæ yZÏã În1u ( Ÿw $pkŽÏk=pgä !$pkÉJø%uqÏ9 žwÎ) uqèd 4 ôMn=à)rO Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 Ÿw ö/ä3Ï?ù's? žwÎ) ZptGøót/ 3 y7tRqè=t«ó¡o y7¯Rr(x. ;Å"ym $pk÷]tã ( ö@è% $yJ¯RÎ) $ygßJù=Ïæ yZÏã «!$# £`Å3»s9ur uŽsYò2r& Ĩ$¨Z9$# Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÊÑÐÈ  
Artinya : Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. kiamat itu Amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui". (QS. Al-A’raf : 187).

Kewajiban setiap hamba untuk mengimani bahwa Allah lah yang mengetahui ilmu ghaib. Oleh karenanya, barang siapa yang mempercayai ramalan dukun, paranormal, tukang ramal ataupun ramalan binatang tentang masa depan berarti dia telah menyekutukan Allah. Sabda Nabi Saw : [2]
من أتى عرافا فسأله عن شيئ فصد قه بما قال لم تقبل له صلاة اربعين يو ما. (رواه مسلم).                                    

Artinya   :  “Barang siapa datang ke tempat juru ramal, kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan apa yang dikatakan, maka sembahyangnya tidak akan diterima selama 40 hari” (HR. Muslim).[3]

Selain itu Nabi juga bersabda :
من أتى كاهنا فصدقه بما قال فقد كفر بما انزل على محمد. (رواه ترمذي)                                                  
        
Artinya   :  “Barang siapa yang mendatangi paranormal lalu membenarkan ucapannya, maka ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw” (HR. Timidzi). [4]

Sebagai kaum muslimin, kita wajib mempercayai rukun iman, yang mana didalamnya terdapat iman kepada hari akhir yang merupakan urutan ke-5 dari rukun iman, beriman pada hari kiamat (akhir) adalah mengimani terjadinya tanda-tanda kiamat. Nabi telah menyebutkan bahwa vkiamat akan terjadi hingga terdapat 10 tanda, yaitu :
1.      Dukhan (asap yang meliputi manusia)
2.      Keluarnya Dajjal
3.      Daabah (binatang yang dapat berbicara)
4.      Terbitnya matahari dari Barat
5.      turunnya isa bin Maryam Jlaihi Wasalam
6.      Keluarnya Ya’juz dan Ma’juz
7.      Terjadinya 3 longsor besar, yaitu di Timur.
8.      Di Barat
9.      Di Jazirah Arab
10.  keluarnya api dari Yaman yang mengiringi manusia ke tempat berkumpulnya mereka.
Dari kesepuluh tanda-tanda kubro ini yang paling jelas pengingkarannya pada tanda ke-5, yaitu tentang turunnya Nabi Isa a.s dalam sebuah hadits shahih diterangkan bahwa Nabi Isa akan tinggal di bumi selama 40 tahun, kemudian beliau meninggal dunia dan disholati oleh kaum muslimin. Sedangkan ramalan kiamat jaraknya 3 tahun lebih sedikit, padahal Nabi Isa akan tinggal di bumi selama 40 tahu. Ini jelas merupakan penyesatan. Jadi, kita tidak perlu mempercayai mengenai ramalan 2012 apalagi meramalkan kapan terjadinya kiamat 2012 karena itu semua merupakan kesyirikan (menyekutukan Allah). [5]


B.     Hukum Menggambar Nabi Muhammad
Islam menyeru pada manusia untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan penyembahan selain Allah, baik itu kepada wali atau orang-orang shaleh lainnya dalam bentuk patung, gambar, kuburan atau lainnya yang merupakan penyebab timbulnya kesyirikan. Diantara salah satu pembahasan mengenai larangan membuat gambar bentuk yang bernyawa, baik manusia, binatang. Sekalipun burung. Adapun hadits yang menyatakan mengenai keharaman menggambar bentuk yang bernyawa, yaitu :
عن ابن عباسى قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من صور صورة في الدنيا يحلف يوم القيامة أن ينفخ فيها الروح وليس تنافخ. (رواه بحارى)                                      
                                              
Artinya   :  “Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Barang siapa menggambar suatu bentuk yang bernyawa di dunia, maka dia akan dimintai meniupkan ruh kepada gambarnya tersebut pada hari kiamat, sedangkan dia tidak mampu untuk meniupkannya” (HR. Bukhari).

Hadits lain menyebutkan yang diriwayatkan oleh muslim bahwa seorang laki-laki mendatangi Ibnu Abbas, lalu berkata :
ورومسلم أن رجلا جاء ابن عباس فقال : إتبي أصور هذ فأفتن فيها فقال له : اد ن مني. فدنا منه. ثم أعادها, فد نا منه فوضع يده على رأسه فقال : أنبئك يما سمعت. سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : كل مصور في النار يجعل له بكل صورة صورها بفس فتعذ به في جهنم و قال : إن كنت لا بد فاعلا فاصنع الشجر وما لا نفس له.(روه مسلم)                               
                                                   
Artinya   :“Bentuk gambar ini karena aku menyukainya. Maka Ibnu Abbas berkata kepadanya : “Mendekatlah kepdaku”. Lalu orang itupun mendekat kepadanya. Kemudian Ibnu Abbas mengulangi perkataannya sehingga orang tersebut mendekatinya. Lalu Ibnu Abbas meletakkan tangannya diatas kepala orang itu seraya berkata : “aku beri tahukan kepadamu apa yang pernah aku dengar, aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang yang menggambar (bentuk bernyawa) akan dimasukkan ke dalam neraka dan dijadikan baginya untuk setiap gambarnya itu nyawa, lalu gambar itu akan menyksanya di dalam neraka jahanam”. Dan Ibnu Abbas berkata : “Bila engkau tetap hendak menggambar, maka gambarlah pohon dan sesuatu yang tidak bernyawa”.[6]

Hadis riwayat muslim mengenai larangan menggambar:
عن بسر بن سعيد عن زيد بن خا لد عن ابي طلحه صاحب رسول الله صلى الله عليه وسلم ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ان الملا ئكة لا تدخل بيتا فيه صورة (رواه مسلم)
Dari bisri bin said dari zaid bin Khalid dari abu talhah sahabat nabi, bahwa rasulullah bersabda: sesungguhnya malaikat tidak akan masuk rumah yang didalamnya terdapat gambar (riwayat muslim)[7]

Jadi, berdasarkan hadits diatas bahwa menggambar nabi Muhammad merupakan keharaman (tidak diperbolehkan) karena merupakan bentuk manusia yang bernyawa. Hal ini diharamkan karena dikhawatirkan timbul kesyirikan. Seperti zaman Jahiliyah, banyak sekali gambar bahkan sampai diagungkan dan diibadahi.
Perkataan ulama mengenai keharaman gambar :
1.      Al-Hafidz mengatakan : kata Al-Khaththabi : dan gambar yang menghalangi masuknya (malaikat) ke dalam rumah adalah gambar yang padanya terpenuhi hal-hal yang haram, yakni gambar-gambar yang bernyawa yang tidak terpotong kepalanya atau tidak di hinakan, dan bahwasannya dosa tukang gambar itu besar, karena gambar-gambar itu ada yang diibadahi.
2.      Imam An-Nawawi mengatakan (dalam syarah Muslim) : sahabat-sahabat kami dan para ulama selain mereka mengatakan bahwa haramnya membuat gambar hewan adalah sekeras-keras pengharaman. Ini termasuk dosa besar karena ancamannya juga amat besar, sama saja apakah dibuat untuk dihinakan atau tidak. Bahkan membuatnya jelas sekali haram karena meniru ciptaab Allah. Sama saja apakah itu di lukis pada pakaian, permadani, mata uang, dinding atau lainnya. Adapun menggambar pepohonan dan sesuatu yang tidak bernyawa, tidak diharamkan, inilah hakikat hukum menggambar.
Ijtihad ulama mengenai permasalahan hokum menggambar nabi Muhammad, di fatwakan MUI tgl 24 rojab 1396 H (21 juli 1976 M) yang isinya:
a.     Menolak menggambar nabi Muhammad dalam bentuk apapun, baik dalam gambar maupun film.
b.   Apabila ada gambar atau film yang menampilkan nabi dan keluarganya maka hendaknya pemerintah melarang gambar atau film semacam itu masuk dan beredar di wilayah RI.
c.  Hadis
من كذب علي متعملا فليتبو امقعده من النار ( رواه مسلم)
Artinya: barang siapa yang berdusta kepada saya dengan sengaja maka dipersilahkan untuk menempati tempat duduknya di api neraka.
d.   Adanya ijma’ sukuti tentang tidak bolehnya melukis atau menggambar nabi atau rasul.
Jadi banyak nilai yang mesti kita ambil untuk kehidupan keberagamaan dimasa depan dari kasus visualisasi gambar nabi itu. Ditengah maraknya pemahaman terhadap agama yang sempit, dimana hal itu menimbulkan iklim keberagamaan yang tidak kondusif dan harmonis[8].
Adapun bentuk-bentuk gambar yang diperbolehkan
Selain bentuk gambar yang dilarang, adapula bentuk gambar yang diperbolehkan diantaranya, yaitu :
1.      Diperbolehkan membuat gambar berbentuk pohon, binatang, bulan, gunung, batu, laut, sungai, pemandangan indah dan tempat-tempat suci seperti Ka’bah, kota Madinah, Masjidil Aqsha dan masjid-masjid lain. Semua itu dengan catatan, tidak disertai dengan gambar manusia, binatang atau lainnya yang memiliki nyawa.
2.      Potret-potret yang ditempelkan di dalam KTP, Paspor, SIM dan sebagainya, karena hal-hal tersebut merupakan hal yang digharuskan dan terpaksa. Jadi, dibolehkannya karena kepentingan dan keterpaksaan.
3.      Memotret para penjahat, misalnya pembunuh, pencuri dan lainnya untuk memudahkan pelacakan dan penangkapan, sehingga selanjutnya bisa dilakukan qishash atasnya, demikian pula kebutuhan pemotretan dalam ilmu kedokteran atau ilmu lainnya.
4.      Dibolehkan gambar untuk mainan anak-anak, yang dimaksud gambar anak-anak yaitu sepert : boneka pengantin dan sebagainya.
Karena bentuk gambar yang tidak bernyawa seperti yang diuraikan diatas, maka diperbolehkan untuk mengganbarnya.[9]

IV.            KESIMPULAN
Bahwa meramal kiamat (2010) merupakan kesyirikan karena yang mengetahui hari kiamat (hal-hal) yang ghabib hanyalah Allah, adapun macamnya yaitu kiamat sughra dan kiamat kubra dan ada pula 10 tanda-tanda kiamat yang akan menandai kedatangannya.
Hukum menggambarkan Nabi Muhammad merupakan keharaman karena termasuk menggambar bentuk yang bernyawa. Maka hendaklah jangan menggambarnya, adapun gambar yang diperbolehkan yakni gambar-gambar yang tidak bernyawa semisal, pohon, binatan, bulan, pemandangan dan sebagainya.

V.            PENUTUP
Demikianlah makalah saya buat, saya menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya harapkan dalam penyempurnaan makalah saya berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.