1. Proses dan Penerapan Belajar Menurut
Jerome
Jerome Bruner dilahirkan dalam
tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang terkenal telah banyak
menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah
pendidikan. Bruner setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif anak-anak
adalah melalui peringkat-peringkat tertentu. Walau bagaimanapun, Bruner lebih
menegaskan pembelajaran secara penemuan yaitu mengolah apa yang diketahui
pelajar itu kepada satu corak dalam keadaan baru (lebih kepada prinsip
konstruktivisme).
Jerome S. Bruner adalah seorang
ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi belajar kognitif.Pendekatannya
tentang psikologi adalah eklektik.Penelitiannya yang demikian banyak itu
meliputi persepsi manusia, motivasi, belajar dan berfikir. Dalam mempelajarai
manusia, ia menganggap manusia sebagai pemroses, pemikir dan pencipta
informasi. Bruner menganggap, bahwa belajar itu meliputi tiga proses kognitif,
yaitu memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji
relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Menurut Bruner belajar bermakna
hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.Pengetahuan yang diperoleh melalui
belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih
baik.Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara
bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan
memecahkan masalah.
Dalam teori belajarnya Jerome
Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa
dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini
Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah:
a. tahap informasi, yaitu tahap awal untuk
memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru.
b. tahap transformasi, yaitu tahap
memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan
dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain.
c. evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah
hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak.
Dalam pembelajaran Kognitif Bruner
model ini sangat membebaskan peserta didik untuk belajar sendiri. Teori ini
mengarahkan peserta didik untuk belajar secara discovery learning,
a. Menentukan tujuan-tujuan instruksional.
b. Memilih materi pelajaran.
c. Menentukan topik-topik yang akan
dipeserta didiki.
d. Mencari contoh-contoh, tugas, ilustrasi
dsbnya., yang dapat digunakan peserta didik untuk bahan belajar.
e. Mengatur topik peserta didik dari konsep
yang paling kongkrit ke yang abstrak, dari yang sederhana ke kompleks.
2. Teori Pengajaran Menurut Jerome Bruner
Bruner berpendapat bahwa teori
pengajaran harus mencakup lima aspek utama yakni:
a. Pengalaman optimal untuk mempengaruhi
siswa belajar Bruner melihat bahwa ada semacam kebutuhan untuk mengubah praktek
mengajar sebagai proses mendapatkan pengetahuan untuk membentuk pola-pola
pemikiran manusia. Keefektifan belajar tidak hanya mempelajari bahan-bahan
pengajaran tetapi juga belajar berbagai cara bagaimana memperoleh informasi dan
memecahkan masalah.
b. Struktur pengetahuan untuk membentuk
pengetahuan yang optimal. Tujuan terakhir dari pengajaran berbagai mata
pelajaran adalah pemahaman terhadap struktur pengetahuan. Mengerti struktur
pengetahuan adalah memahami aspek-aspeknya dalam berbagai hal dengan penuh
pengertian. Tugas guru adalah memberi siswa pengertian tentang struktur
pengetahuan dengan berbagai cara sehingga mereka dapat membedakan informasi
yang berarti dan yang tidak berarti.
c. Spesifikasi mengurutkan penyajian bahkan
pelajaran untuk dipelajari siswa Mengurutkan bahan pengajaran agar dapat
dipelajari siswa hendaknya mempertimbangkan kriteria sebagi berikut; kecepatan
belajar, daya tahan untuk mengingat, transfer bahwa yang telah dipelajari
kepada situasi baru, bentuk penyajian mengekspresikan bahan-bahan yang telah
dipelajari, apa yang telah dipelajarinya mempunyai nilai ekonomis, apa yang
telah dipelajari memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan baru dan
menyusun hipotesis.
d. Peranan sukses dan gagal serta hakikat
ganjaran dan hukuman Ada dua alternatif yang mungkin dicapai siswa manakala
dihadapkan dengan tugas-tugas belajar yakni sukses dan gagal. Sedangkan dua
alternatif yang digunakan untuk mendorong perbuatan belajar adalah ganjaran dan
hukuman. Ganjaran penggunaannya dikaitkan dengan keberhasilan (sukses) hukuman
dikaitkan dengan kegagalan.
e. Prosedur untuk merangsang berpikir siswa
dalam lingkungan sekolah pengajaran hendaknya diarahkan kepada proses menarik
kesimpulan dari data yang dapat dipercaya ke dalam suatu hipotesis kemudian
menguji hipotesis dengan data lebih lanjut untuk kemudian menarik
kesimpulan-kesimpulan sehingga siswa diajak dan diarahkan kepada pemecahan
masalah. Ini berarti belajar pemecahan masalah harus dikembangkan di sekolah
agar para siswa memiliki keterampilan bagaimana mereka belajar yang sebenarnya.
Berdasarkan pemikiran di
atas,Bruner menganjurkan penggunaan metode discovery learning, inquiry
learning, dan problem solving. Metode discovery learning yaitu dimana murid
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.Prosedur ini
berbeda dengan reception learning dan expository teaching, dimana guru
menerangkan semua informasi dan murid harus mempelajari semua bahan atau
informasi itu.
3. kurikulum spiral
Teori Bruner mempunyai ciri khas
daripada teori belajar yang lain yaitu tentang “discovery” yaitu belajar dengan
menemukan konsep sendiri. Di samping itu, karena teori Bruner ini banyak
menuntut pengulangan-pengulangan, maka desain yang berulang-ulang itu disebut
kurikulum spiral (the spiral curriculum).
Secara singkat, kurikulum spiral menuntut guru untuk memberi materi pelajaran
setahap demi setahap dari yang sederhana ke yang kompleks, dimana materi yang
sebelumnya sudah diberikan suatu saat muncul kembali secara terintegrasi di
dalam suatu materi baru yang lebih kompleks.Demikian seterusnya sehingga siswa
telah mempelajari suatu ilmu pengetahuan secara utuh.
Bruner berpendapat
bahwa seseorang murid belajar dengan cara menemui struktur konsep-konsep yang
dipelajari. Anak-anak membentuk konsep dengan melihat benda-benda berdasarkan
ciri-ciri persamaan dan perbedaan.Selain itu, pembelajaran didasarkan kepada
merangsang siswa menemukan konsep yang baru dengan menghubungkan kepada konsep
yang lama melalui pembelajaran penemuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar